Sabtu, 19 Juli 2014

TULARKANLAH KEBAHAGIAAN BUKAN PENYAKIT



          Mendengar kata menular tentu saja pikiran kita langsung terbayang pada suatu penyakit yang berbahaya yang harus dihindari agar tidak tertular kepada kita ataupun kepada orang lain. Oleh karena itu setiap orang perlu mewaspadainya. Namun, lain halnya yang ditularkan seorang anak muda yang diceritakan dibawah ini. Karena hal seperti ini justru sangat baik kalau ditularkan.

          Karena bangun kesiangan setelah sampai larut malam merayakan pesta ulang tahunnya, pada hari itu Franky berangkat ke kantornya dengan naik taksi tidak seperti biasanya naik bus kota. Hatinya sangat penuh rasa suka cita setelah menerima berbagai ucapan selamat dan berbagai hadiah dari saudara-saudara dan teman-temannya.  Setelah menaiki sebuah taksi dia menyapa supir taksi dengan sangat ramah, “Selamat pagi pak, apa kabar hari ini?” Baik pak, jawab si sopir taksi. Apakah sudah membawa mobil ini mulai tadi malam, atau baru mulai pagi ini? Oh, saya baru mulai narik pagi ini pak, jawab sang sopir. Apakah bawa mobil sendiri atau mobil orang lain, tanya Franky lebih lanjut. Bukan pak saya bawa mobil orang lain jawab sopir taksi.

          Kalau begitu bapak harus memberikan setoran kepada pemilik mobil setiap hari? Ya, betul sekali pak jawab si sopir taksi. Saya harus mencari setoran 300 ribu rupiah untuk pemilik mobil dulu, selebihnya baru untuk saya dan untuk membeli bahan bakar. Tanpa terasa karena asik berbincang-bincang Franky sudah tiba didepan kantornya. Sebelum turun dari taksi Franky membuka dompetnya dan mengeluarkan tiga lembar uang seratusan ribuan rupiah, sambil berkata  hari ini saya membayar ongkos sejumlah uang setorannya, maka bapak tinggal cari kelebihannya untuk dibawa ke rumah dan beli bahan bakar. Terimakasih banyak pak, jawab sopir taksi dengan penuh rasa bahagia. Harga menurut Argometer hanya seratus dua puluh ribu rupiah.

           Dengan perasaan yang sangat senang dan hati yang berbunga-bunga karena pagi-pagi sudah dapat uang setoran, maka dia langsung mampir ke warung nasi langganannya untuk serapan pagi. Sebagaimana biasanya yang punya warung sudah tau makanan dan minuman permintaan dia sehari-harinya, yaitu nasi dengan lauk telur dadar dan minuman teh manis. Tapi sebelum makanannya disajikan pelayan warung itu, si sopir berkata kali ini lauknya ditambah rendang dan minumnya kopi susu katanya.  Setelah selesai makan dia menanyakan berapa biaya makan dan minumnya, lalu yang punya warung berkata dua puluh lima ribu pak katanya. Sang sopir taksi mengambil selembar uang lima puluh ribuan sambil berkata kepada pemilik warung, kali ini saya bayar dua kali lipat, kelebihannya saya berikan tips untuk para pelayan warung ini.

          Ketika sore mau pulang pemilik warung memberikan tambahan transport masing-masing dua belas ribu lima ratus rupiah kepada dua orang pelayan warung tersebut, hasil pemberian sang sopir taksi itu.  Sesampainya dirumah kedua pelayan itu masing-masing mengatakan kepada anaknya, besok pagi mau berangkat sekolah ibu akan memberikatan tambahan uang jajan lima ribu rupiah, dengan permintaan kamu harus lebih rajin lagi belajar. Besok paginya si anak bangun lebih cepat dengan penuh semangat berkemas-kemas mau berangkat sekolah dengan tambahan uang jajan lima ribu rupiah.
Begitulah Franky telah menularkan kebahagian kepada orang lain, termasuk orang yang tidak dikenalnya. Demikianlah perbuatan baik yang dilakukan seseorang bisa menular kemana-mana tanpa disadari, karena perbuatan atau tindakan yang baik bisa menimbulkan efek yang baik secara berkesinambungan. Maka tularkanlah yang baik kepada orang lain mudah-mudahan dia akan menularkannya selanjutnya kepada sesamanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar