Rabu, 09 Juli 2014

MEMBUAT KOMITMEN DALAM PERTENGKARAN



          Pertengkaran biasanya terjadi karena perbedaan pendapat dan perbedaan kepentingan, dimana hal itu bisa menyulut emosi bahkan sampai tindakan kekerasan secara fisik. Maka, ketika membaca judul tulisan ini mungkin kita bisa langsung terhanyut kedalam pikiran yang membingungkan. Bagaimana mungkin kita membuat komitmen dalam pertengkaran, karena bertengkar itu pastilah dalam suasana emosi dengan tindakan yang tidak baik atau tidak terpuji. Namun perlu kita sadari juga bahwa akibat pertengkaran itu tidak selamanya buruk, tapi setelah terjadinya pertengkaran itu bisa juga membawa kita kedalam situasi yang lebih baik dan indah serta menimbulkan gairah baru. Dan harus kita sadari juga bahwa tidak ada manusia yang luput dari pertengkaran dalam kehidupannya. Entah itu pertengkaran kecil atau pertengkaran besar, apakah itu dua orang yang bersahabat, bersaudara atau suami isteri. Karena kita tidak ada yang bisa luput dari pertengkaran itu, mungkin ada baiknya kita coba buat suatu kesepakatan atau komitmen apabila kita mengalami pertengkaran itu, khususnya bagi yang berstatus sebagai suami isteri. Karena adakalanya hubungan suami isteri juga membutuhkan bumbu-bumbu pertengkaran.

Mungkin bisa kita coba kaji dan renungkan beberapa hal sebagaimana tercantum berikut ini :

1.  Jangan mau menang sendiri. Jika Anda sebagai suami atau isteri jangan ingin menang sendiri karena kalian merupakan satu kesatuan.

2.  Coba melihat persoalan dari sudut lawan bertengkar. Dengan memposisikan diri seperti itu, kita bisa menunjukkan sikap bahwa kita masih berempati dengan pihak lawan.

3.  Jangan melemparkan kesalahan kepada lawan karena belum tentu hanya dia yang salah. Kita harus menyadari dalam setiap pertengkaran kita juga mungkin punya andil dalam terjadinya masalah itu. Untuk  kita juga perlu pertanyakan apa sebetulnya tindakan atau perbuatan kita yang menyebabkan kemarahannya. 

4.  Jangan melebarkan permasalahan. Kita harus upayakan pertengkaran atau perdebatan tetap dalam konteks permasalahan yang sebenarnya. Dengan demikian kita tidak akan memperdebatkan masalah lain.

5.  Berikan kesempatan pihak lawan mengeluarkan uneg-unegnya. Dengan demikian kita sama-sama punya  kesempatan  menumpahkan keluhan kita.

6.  Kita harus berusaha tetap bersikap dewasa. Sikap kekanak-kanakan dan keras kepala hanya akan melemahkan posisi kita.

7.  Usahakan jangan berteriak-teriak. Kalau berteriak-teriak tentu lawan Anda bertengkar tidak akan menangkap apa yang Anda inginkan. Upayakan pertengkaran dikamar tertutup yang tidak perlu diketahui anak-anakmu. 

8.   Coba mengeluarkan candaan untuk mencairkan suasana. Tapi janganlah Anda tertawa saat dia sedang menumpahkan kemarahannya.

Mungkin hal-hal tersebut diatas tidak terlalu menarik dan tidak gampang dilakukan, tapi tidak ada salahnya Anda mencoba siapa tau bermanfaat. Semoga bermanfaat!!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar