Selasa, 22 Juli 2014

KITA SEMUA PERLU KRITIK ATAU KOREKSI


          Barangkali semua kita kaget ketika mendengar sebuah berita dimana Tim Cyber Crime Mabes Polri menangkap seorang pemuda desa yang bernama Wildan Yani Ashari. Tak ada yang menyangka bahwa pemuda  bersahaja itu sehari-hari bekerja hanya sebagai teknisi komputer di sebuah warnet tapi telah mampu membobol situs resmi kepresidenan RI. Wildan bukanlah pakar teknologi informasi, bukan pula lulusan sebuah Perguruan Tinggi, tapi dia hanya lulusan SMK jurusan  bangunan,  akan tetapi memiliki minat besar akan dunia IT. Penangkapan itu sebenarnya bisa diperdebatkan kalau dilihat dari sudut pandang yang berbeda, karena pemuda berumur 22 tahun tersebut sebenarnya telah “berjasa” bisa menemukan kelemahan dari website orang nomor satu di Indonesia tersebut. Perlu kita ketahui perusahaan sekelas Apple saja merekrut Kristin Paget untuk melakukan riset keamanan dari sistem operasi mereka. Dimana Kristin sebelumnya dikenal sebagai pembobol sistem atau hacker, yang membantu Microsoft, eBay, dan Google. Profesi seperti ini lazim disebut white hacker, yakni orang dipekerjakan untuk “mengusili atau mengganggu” sitem sendiri dengan maksud mencari celah keamanan yang ada dalam situs itu sekaligus memberikan saran, apa yang seharusnya dilakukan untuk memperkuat sistem. Facebook juga mau membayar 500 dolar untuk siapa saja yang bisa menembus situs mereka dalam upaya untuk membuatnya lebih aman. Indonesia sendiri pernah memiliki seorang hacker yang berkualitas internasional bernama Jim Geovedi. Dia pernah meretas dua satelit Indonesia dan satelit Cina. Jim sempat menggeser satelit Cina, namun untuk satelit Indonesia, dia mengaku hanya mengubah rotasinya saja. Oleh karena keahliannya itu, pada tahun 2004, Jim disewa oleh Komisi Pemilihan Umum untuk mencari tahu pelaku penjebol pusat data perhitungan suara Pemilu dan memang dia berhasil.

          Kadang-kadang memang tidak mudah untuk menerima suatu koreksi atau kritik dari orang lain. Setelah bekerja keras merancang sebuah karya yang dianggap telah mendekati kesempurnaan, sah-sah saja bila bila ada kritik yang dianggap sebagai upaya menjatuhkan.  Akan tetapi, bagi orang yang berpikir positif, tidak ada dalam pikirannya hal seperti itu. Sesungguhnya kritik akan membuat kita membumi atau mengakar, mengingatkan bahwa kita tidak pernah sempurna, masih perlu terus belajar dan tidak terbuai dengan apa yang sudah dicapai. Jangan pernah menganggap diri kita sendiri bijak. Akan sangat berbahaya bila kita merasa diri kita sudah sempurna dan tidak bisa dikoreksi dan di kritik orang lain.

          Kadang-kadang pesan kebenaran disampaikan dengan cara yang kurang menyenangkan bagi sipenerimanya. Jangan lihat caranya, tapi ambil isi pesannya. Memang dibutuhkan kerendahan hati untuk membuka diri menerima koreksi dan kritik dari orang lain. Koreksi dan kritik akan membuat kita semakin besar. Kita berhak memutuskan dan menerima poin yang benar dan meluruskan yang kurang tepat serta mengabaikan hal-hal yang bisa menjatuhkan kita.       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar