Sabtu, 31 Mei 2014

PENYESALAN SELALU DATANG TERLAMBAT



 Pada suatu hari tiga orang anak muda pencinta alam terjebak dalam suatu goa yang sangat gelap, saking gelapnya mereka hanya bisa meraba-raba. Dalam suasana yang sangat mencekam itu mereka tiba-tiba mendengar suara yang berkata kepada mereka bertiga, “Ambillah sebanyak-banyaknya batu didalam goa itu, karena kalau kau tidak mengambilnya akan menyesal dan siapa yang mengambil juga akan menyesal”. Wah, ini suatu hal yang membingungkan pikir mereka.  Lalu orang pertama berpikir, “Ambil sajalah, toh perintahnya disuruh ambil sebanyak-banyaknya”. Maka diambillah sebanyak-banyaknya. Sedangkan orang kedua merasa bingung, mau ambil menyesal, tidak ambil menyesal juga. Maka diambilnyalah sedikit. Selanjutnya orang ketiga merasa masa bodoh. Yang  mengambil  dan yang tidak mengambil sama-sama menyesal, kenapa harus mengambil, toh yang disuruh ambil juga batu katanya.  Setelah mereka menentukan pilihan masing-masing, akhirnya mereka terus berjalan dan akhirnya menemukan jalan keluar dari goa itu. Segeralah mereka keluar dari goa itu dan setibanya diluar, goa itu langsung runtuh dan jalan masuknya tertutup dan tidak bisa digali lagi. Selanjutnya mereka bertiga melihat apa yang sebenarnya mereka ambil itu, ternyata emas  dan berlian. Yang mengambil banyak menyesal, kenapa tidak lebih banyak lagi? Yang mengambil sedikit menyesal, sialan, kenapa hanya mengambil sedikit? Yang tidak mengambil bagaimana???............. seharusnya mengambil walaupun hanya sedkit.

          Penyesalan memang selalu datang terlambat. Hal inilah yang sering terjadi dalam kehidupan banyak orang, yang mengambil setiap  keputusan dalam hidupnya dengan bijaksana akan mendapatkan hasil yang baik, akan tetapi orang yang tidak mengambil keputusan dalam hidupnya apalagi tidak peduli dengan apa yang ada dalam hidupnya dan yang akan terjadi akan menyesal sepanjang hidupnya.  Oleh karena itu mari kita belajar untuk selalu mengambil keputusan betapapun sulitnya keadaan yang kita hadapi. Menyesal tiada guna karena penyesalan selalu datang terlambat.

          Oleh karena itu mari kita gunakan telinga untuk mendengar dengan benar. Hiduplah dalam hikmat yang benar, jangan hanya mengikuti keinginan pikiran kita.

Jumat, 30 Mei 2014

MENYESAL SELAMA HIDUP



 Suatu hari seorang ayah bernama John sibuk lembur mengerjakan pekerjaan kantor yang menumpuk di  mejanya. Saat itu, anak perempuannya, Betty putrinya yang baru berumur tiga tahun datang menghampirinya, sambil membawa buku ceritanya yang masih baru. Betty berkata dengan manja, “Ayah lihat!” John menjawab katanya, “Wah, buku baru ya?” “Iya, ayo bacakan untukku!” katanya berseri-seri. “Wah, Ayah sedang sibuk sekali, jangan sekarang ya”, kata John.

Betty tetap berdiri disamping John lalu merayu lagi katanya, “Tapi ibu bilang Ayah akan membacakannya untuk Betty”. Dengan kesal John menjawab, Ayah sangat sibuk. Minta saja Ibu untuk membacakannya”.  “Tapi Ibu lebih sibuk daripada Ayah” katanya.  Betty, sekali lagi Ayah bilang : Lain kali !!! dengan keras John  membentak anaknya. Betty menangis dan berkata, “Iya deh, lain kali ya Ayah, lain kali. Kapan saja Ayah ada waktu,  Ayah tidak usah baca untuk Betty, baca saja untuk Ayah sendiri. Tapi kalau Ayah bisa, bacanya keras-keras ya, supaya Betty juga bisa ikut dengar.” John hanya diam.

          Tiga minggu kemudian, John membacakan buku cerita itu untuk Betty keras-keras sambil menangis berharap Betty bisa mendengarkannya. Dia menyesal karena semuanya sudah terlambat. Betty telah tiada. Betty meninggal karena sebuah mobil menabraknya tepat didepan rumahnya. Seandainya John mau mendengarkan Betty, mungkin dia tidak akan menyesal seumur hidupnya.

           Kesuksesan yang kita raih selalu menuntut tanggungjawab yang lebih besar. Kesibukan pun akan semakin padat. Saat itu, kita mungkin kesulitan untuk membagi waktu dan prioritas kita.  Seperti yang dialami oleh John. Jika kita tidak bisa membagi waktu secara seimbang,  antara pekerjaan, sosial, keluarga dan kehidupan rohani kita, kita justru akan kehilangan banyak hal dalam hidup kita. Mungkin disatu sisi kita bisa berhasil, namun disisi lain kita gagal total. Ingatlah, kesuksesan sejati bukan hanya soal materi namun mencakup segala aspek kehidupan. Karena itu kita harus bijaksana dalam mengatur waktu dan membagi perhatian kita. Jangan sampai hanya karena sibuk dalam satu hal kemudian yang lain menjadi terbengkalai. Semua ada waktunya masing-masing. Gunakanlah itu dengan bijak

Kamis, 29 Mei 2014

KEKUATAN DOA SEORANG IBU



 Sebagai seorang anak yatim Santo tumbuh menjadi anak yang baik dan penurut, serta menjadi anak yang pintar di sekolah. Semenjak duduk dibangku SD hingga kelas tiga SMP dia selalu menjadi bintang kelas, suatu hal yang sangat menyenangkan dan membanggakan hati ibunya. 

          Namun sejak duduk dibangku SMA seiring dengan pertumbuhan yang beranjak dari  remaja menjelang dewasa, ia berubah menjadi anak pemberontak. Ia mulai sering bolos dari sekolah dan prestasinyapun jauh sekali menurun. Hal tersebut juga dipengaruhi lingkungan kehidupannya, dimana ia tinggal dilingkungan yang rawan tindak kejahatan dan marak peredaran narkoba. Sehingga dia bertumbuh menjadi anak yang urakan dan berandalan.

          Walaupun demikian, cinta kasih ibunya tidak pernah berubah. Ibunya sangat mengasihi dia, setiap hari dan setiap malam tidak pernah lupa mendoakannya.  Dengan tidak bosan-bosan ibunya selalu menasihatinya, tidak peduli apakah si anak menutup telinga ketika ia berbicara kepadanya, ibunya tetap menasihatinya. Dengan penuh cucuran air mata, ia memohon kepada Tuhan untuk melindungi anaknya dari pergaulan buruk. Saat Santo sedang tidur, ibunya berlutut berdoa untuk dia disamping tempat tidurnya. Santo mengetahui apa yang dilakukan ibunya. Sebenarnya didalam hatinya ia mengasihi ibunya.

          Namun, sekarang ia merasa sudah tumbuh dewasa menjadi seorang pemuda. Ia tidak mau mendengar nasehat-nasehat ibunya lagi. Ia merasa bosan mendengar nasehat ibunya setiap hari, bahkan merasa kupingnya sakit mendengar nasehat-nasehat tersebut. Sebagai seorang yang sudah dewasa ia merasa sudah mampu menentukan jalan hidupnya. 

          Suatu ketika, saat pulang sekolah seorang temannya mengajak dia ketempat perjudian. Dia berpikir tidak ada salahnya kalau dia mencobanya, lalu pergi bersama teman-temannya. Namun setiba didepan rumah judi tersebut, tiba-tiba ia teringat kepada ibunya. Dengan sangat jelas terngiang ditelinganya nasehat-nasehat ibunya. Terbayang dimatanya ibunya yang sedang berlutut, berdoa sambil menangis. Ia membayangkan perasan ibunya sangat sedih kalau mengetahui ia berada ditempat perjudian itu. Tiba-tiba langkah kakinya terasa berat untuk memasuki rumah judi tersebut. Ia memandang rumah itu dengan merasa jijik dan seketika berbalik arah, lalu berlari meninggalkan tempat itu, pulang kerumah. 

          Apabila melihat kejadian diatas, nasehat ibu tersebut seakan-akan tidak pernah kena sasaran. Namun pada akhirnya, ketika sianak diperhadapkan dengan godaan dunia ini, ia bisa teringat akan nasehat ibunya. Mendidik anak dengan segala cara tentulah sangat penting, tetapi jangan lupa juga satu bagian yang sangat penting adalah selalu mendoakan mereka.

Rabu, 28 Mei 2014

KAYA TAPI TIDAK PUNYA HARTA



Menjadi kaya adalah impian dari sebagian besar manusia di muka bumi ini, sehingga banyak yang berusaha dan berlomba-lomba untuk bisa menjadi kaya. Ingin kaya membuat setiap orang mempunyai motivasi yang tinggi bahkan bisa luar biasa. Saking semangatnya orang tidak mengenal lelah bekerja dari pagi, siang hingga larut malam. Celakanya karena ingin cepat kaya banyak orang yang tidak sabar sehingga mencari jalan pintas dan menghalalkan segala cara.
Kaya itu untuk apa, atau apa yang mau dicari? Banyak orang membayangkan dengan kekayaan yang dimiliki,  orang akan bisa bersenang-senang dan menikmati segala yang diinginkan. 
          Kaya itu seperti  apa, dan apa yang dimiliki? Sejumlah orang memaknai kaya itu punya rumah besar, punya kendaraan mewah, punya tanah luas, punya banyak perusahaan dan punya banyak uang. Seberapa banyak harta dimiliki seseorang supaya bisa dikatakan orang kaya? Suatu pertanyaan yang mungkin sulit ditentukan ukurannya. Banyak orang mengatakan bahwa si A seorang yang kaya raya dengan segala harta yang dimilikinya, tetapi si A sendiri belum merasa kaya. Kenapa si A tidak pernah merasa kaya, sementara orang-orang yang mengenalnya mengatakan dia sebagai orang kaya. Pada awalnya si A hanya bercita-cita ingin punya sebuah rumah yang besar, tetapi setelah dia punya rumah besar, dia juga ingin punya mobil satu buah, setelah punya mobil satu, ingin lagi punya mobil dua, setelah punya mobil dua, ingin pula dia punya pesawat pribadi, selanjutnya setelah punya pesawat pribadi, ingin pula dia punya kapal pesiar. Begitulah terus-menerus keinginan bertambah tanpa pernah merasa cukup, karena keinginan yang tidak pernah ada batas dan rasa syukur menikmati apa yang dia punya.

          Adakalanya sikaya sama susahnya dengan simiskin, sikaya sibuk luar biasa tidak mengenal waktu istirahat  karena sibuk memikirkan usahanya supaya lebih besar lagi, lebih berkembang lagi dan lebih kaya lagi. Sikaya tidak bisa tidur karena memikirkan keamanan hartanya, takut dicuri orang. Sedangkan simiskin sibuk berjuang dan bergulat mencari sesuap nasi untuk sekedar memenuhi hidup dari hari kehari. Simiskin tidak bisa tidur karena terus berjuang menahan lapar karena tidak pernah kenyang. Demikianlah sikaya dengan simiskin punya kesusahan dan penderitaan yang sama.

          Seorang petani didesa tidak punya harta benda tapi dia kaya hati, hidup dengan penuh kedamaian dan rasa syukur, hidupnya bermakna bagi dirinya dan orang-orang disekitarnya dan bisa menghargai kehidupannya serta menikmatinya. “Kekayaan seperti apakah yang ingin Anda cari?”

Selasa, 27 Mei 2014

JANGAN SALAH MEMILIH PASANGAN HIDUP


Pada suatu ketika  sepasang pengantin baru pergi menjelajahi sebuah bukit kecil  didalam sebuah hutan dipinggiran sebuah desanya, untuk berbulan madu.  Tidak sebagaimana lazimnya pengantin baru ini pergi berbulan madu kesuatu objek wisata yang terkenal atau ramai dikunjungi orang. Akan tetapi sang suami mengajak isterinya hanya mengajaknya ke sebuah hutan kecil. Sang suami ingin menunjukkan seolah-olah mereka adalah pasangan baru pencinta alam, padahal sebenarnya karena dia tidak punya biaya untuk mengajak isterinya pergi ketempat wisata atau kota yang layak dikunjungi untuk berbulan madu. Pada awal perkenalannya si suami selalu memberi kesan bahwa dia adalah seorang suami yang bertanggungjawab dan sangat setia.

           Ketika mereka sedang asyik bercakap-cakap, tiba-tiba datanglah seekor beruang hendak menerkam mereka.  Maka pasangan suami-isteri itupun panik, secara spontan si suami lari dan memanjat pohon.  Si isteri yang juga panik tidak dapat lagi melarikan diri karena beruang besar itu sudah dekat dihadapannya.

         Tiba-tiba si isteri itu teringat akan cerita kakeknya sewaktu dia masih kecil, apabila ada seekor binatang buas ditengah hutan hendak menerkam, maka kita harus pura-pura mati supaya binatang buas itu mengira kita sudah benar-benar  mati, karena beruang memang tidak mau memakan mayat.   Si perempuan itu segera menjatuhkan diri dan berpura-pura mati. Ternyata cara itu memang sangat jitu untuk bisa menyelamatkan dirinya. Beruang itu hanya mengendus-endus perempuan itu seakan-akan membisikkan sesuatu ke telinganya, lalu pergi. 

         Sang suami yang berada diatas pohon melihat beruang itu mengira bahwa beruang itu sedang berbicara dengan isterinya. Sang suami merasa penasaran, setelah beruang itu pergi segera menghampiri isterinya dan bertanya, “Apa yang dikatakan beruang itu kepadamu?” Lalu si isteri berkata tidak baik itu untuk diceritakan kepadamu, katanya. Akan tetapi si suami berkata apapun yang dikatakannya, kau harus ceritakan kepadaku sebagai suamimu katanya dengan nada memaksa.  Lalu isterinya menjawab katanya, “Beruang itu berkata, kau telah salah memilih pasangan hidup yang tidak betanggungjawab dan tidak setia”.  Tidak bijaksana berjalan bersama-sama  dengan teman yang  membiarkan temannya dalam keadaan bahaya.

         Manusia adalah makhluk sosial, dimana setiap individu tidak dapat hidup sendiri, akan tetapi mereka harus menjalin hubungan dengan orang lain dan saling membutuhkan satu sama lain. Setiap orang harus bergaul dengan orang lain. Tapi harus kita ingat bahwa tidak semua orang punya karakter yang baik. Banyak orang menderita dan terjerumus kedalam dosa karena salah memilih pasangan hidup. Terlebih jika karakter dan imannya lemah, maka dia akan mudah terpengaruh oleh karakter dan kebiasaan-kebiasaan buruk disekitarnya. 

         Maka, kita harus bijak memilih lingkungan pergaulan yang baik. Kita harus mengenali dan bergaul dengan orang-orang yang memiliki karakter yang positif, supaya dalam diri kitapun bertumbuh karakter yang positif. Milikilah karakter yang kuat agar kita tidak mudah terpengaruh dan dapat memberi teladan dan pengaruh positif bagi orang-orang disekeliling kita. Jadilah sahabat atau pasangan yang baik bagi semua orang.

Senin, 26 Mei 2014

HATIHATI DI ZONA NYAMAN



Pada dasarnya zona nyaman selalu menjadi pembunuh kehidupan. Mereka-mereka yang ada pada area ini, akan terjebak pada pola kehidupan yang rutinitas, nyaman, bebas dan jauh dari tantangan kehidupan. Ketika semua ini terjadi, maka janganlah heran jika pada akhirnya kita akan tiba pada “kematian”. Kematian yang dimaksud adalah lambat laun kehidupan yang kita jalani tidak berkembang lagi, bahkan lama-kelamaan terpuruk dan mati alias tidak ada lagi pertumbuhan. 

          Konon di satu saat yang telah lama berlalu, Elang dan Kalkun adalah dua burung yang berteman baik.  Dimanapun mereka berada, kedua teman tersebut selalu pergi bersama . Bukan pemandangan yang aneh lagi bagi manusia melihat Elang dan Kalkun terbang bersebelahan melintasi udara bebas. Suatu hari ketika mereka terbang, Kalkun berbicara kepada Elang, “Mari kita turun dan mencari makanan. Perut saya sudah lapar”. Kemudian keduanya turun lalu melihat beberapa binatang lain sedang makan dan memutuskan untuk bergabung dengan mereka. Mereka mendarat dekat dengan seekor sapi yang sedang makan jagung, namun sewaktu memperhatikan bahwa ada Elang dan Kalkun sedang berdiri dekat dengannya, Sapi berkata, “Selamat datang, silakan cicipi jagung ini”.

          Kedua burung itu terkejut, mereka tidak biasa melihat jika ada binatang lain berbagi makanan mereka dengan mudahnya. “Mengapa kamu membagikan jagung milikmu dengan kami?” Sapi menjawab, “Oh, kami punya banyak makanan disini. Tuan Petani  memberikan bagi kami apapun yang kami inginkan.”

          “Maksudmu, Tuan Petani itu memberi kepadamu semua yang  ingin kamu makan? “Betul sekali. Bahkan kami juga diberi tempat tinggal”. Elang dan Kalkun terkejut. Mereka belum pernah mendengar hal seperti itu. Mereka selalu harus mencari makanan dan bekerja untuk mencari tempat bernaung. 
          Ketika tiba waktunya untuk meninggalkan tempat itu, Kalkun dan Elang berdiskusi lagi tentang situasi itu. Kalkun berkata, “Mungkin kita harus tinggal disini. Karena kita bisa mendapatkan semua makanan yang kita inginkan tanpa perlu bekerja lagi. Elang menjawab, “Sulit dipercaya kalau ada pihak yang mendapat sesuatu tanpa berusaha. Saya lebih suka terbang tinggi, bekerja dan menghadapi tantangan agar dapat tetap hidup.” Akhirnya mereka berpisah, Kalkun memutuskan tinggal menetap disitu, sementara Elang pergi. 

          Semuanya berjalan dengan baik bagi si Kalkun. Ia makan semua yang ia inginkan tanpa bekerja. Lambat laun ia menjadi gemuk dan malas. Namun suatu hari ia mendengar isteri Tuan Petani mengatakan bahwa Hari Raya Thanks giving akan tiba beberapa hari lagi dan alangkah enaknya jika ada hidangan Kalkun panggang untuk makan malam. Mendengar hal itu, si Kalkun memutuskan sudah waktunya pergi dari tempat itu dan bergabung kembali dengan teman baiknya, si Elang yang sudah pergi sebelumnya. Namun ketika berusaha terbang, ia hanya bisa mengepak-ngepakkan sayapnya karena tubuhnya terlalu gemuk. Akhirnya di Hari Thanks giving keluarga Tuan Petani duduk bersama menghadapi dan menyantap panggang daging Kalkun besar yang sedap.

          Apa yang salah dari si Kalkun? Jelas ia telah menikmati zona nyaman, sehingga ia tidak bisa lagi kembali pada kebiasaan lamanya. Tidak memiliki kemampuan lagi untuk mengembangkan identitasnya. Sementara Elang membuat keputusan bijak dengan tidak mau terjebak di zona nyaman.
          Dari kisah tersebut diatas kita semua dapat memetik nilai kebenaran.

Pertama, jangan pernah mengubah identitas Anda demi mendapat kenyamanan. Yang harus kita kerjakan adalah tetap bekerja sesuai dengan tanggungjawab dan identitas diri kita, maka akan ditemukan kehidupan yang berkembang, yang pada gilirannya membawa kita kemaksimalan dan kebermaknaan diri.

Kedua, jangan tergiur dengan kehidupan yang serba ada, karena hal itu akan melemahkan daya juang dalam diri kita untuk mengukir prestasi. Ketika seseorang mudah tergiur dengan kehidupan yang serba ada, apalagi jika mendapatnya gratis, maka hal itu akan membunuh daya kreativitas dalam hidup kita.

Ketiga, menjauhlah dari kemalasan jika ingin sebuah kehidupan yang tetap berkembang, progresif dan mencapai kemandirian. Salah satu hukum kehidupan yang perlu kita tanamkan adalah jangan hidup dalam kemalasan, hal itu akan membunuh dan mematikan kehidupan kita. Kita harus menjauhkan kemalasan supaya hidup kita menemukan hal-hal terbaik.