Rabu, 06 Agustus 2014

KASIH TIDAK PERNAH SALAH



          Belas kasihan atau kasih tidak selalu berkembang secara otomatis di dalam diri seseorang. Kasih yang tulus bisa dimiliki seseorang yang murah hati terhadap seseorang yang tidak dikenal karena dibangkitkan  atau diperhadapkan dengan keadaan  atau kondisi mereka yang membutuhkan kasih atau pertolongan.   Belas kasihan juga akan terus bertambah dalam diri kita saat kita bermurah hati kepada sesama, walaupun itu musuh atau orang yang pernah menyakiti dan membenci kita. 

          Suatu ketika seorang teman menabrak dua orang anak muda yang naik sepeda motor dengan sangat kencang dan melawan arah. Kedua anak muda tersebut rupanya adalah jambret yang dengan perasaan panik melarikan diri dengan laju yang sangat kencang setelah merampas tas seorang ibu  dipinggir jalan.  Karena laju sepeda motor yang sangat kencang dan melawan arah tersebut, maka teman saya tidak bisa menghindari tabrakan dengan sepeda motor tersebut. Sepeda motor tersebut hancur dan rusak parah sedangkan kedua anak muda itu  luka parah dan kondisinya kritis. Ditengah kerumunan orang banyak yang mengejar kedua jambret tersebut, teman saya langsung turun dari mobilnya dengan cepat mengangkat keduanya kedalam mobil dengan maksud untuk dibawa ke rumah sakit terdekat. Orang banyak yang berkerumun itu berteriak-teriak dan mengatakan kepada  teman saya untuk tidak menolong penjambret itu dan memperingatkan dia bahwa tindakannya itu bisa menjadi bumerang, dimana nanti dia akan dituduh sebagai penabrak kedua anak muda tersebut.  Namun teman saya tersebut tidak menuruti anjuran orang banyak yang berkerumun ditempat itu, karena berpikir, “Belas kasihan tidak pernah salah dan menjadi contoh yang buruk”.

          Banyak orang yang membatalkan belas kasihan dihatinya karena pertimbangan atau alasan yang dianggapnya logis, akan tetapi sebenarnya salah besar menurut kasih. Banyak orang dikota besar mengalami krisis kasih. Seringkali orang korban tabrak lari dijalanan tidak ada orang yang mau menolongnya dengan alasan atau pertimbangan takut menjadi bumerang bisa jadi sipenolong dituduh justru  yang menabraknya. Sebenarnya belas kasihan tidak terletak pada logis atau tidak, atau pantas atau tidak seseorang ditolong atau diampuni.  Contoh lain, sebagian orang menganggap memberi sumbangan kepada pengemis dijalanan adalah tindakan pembodohan, karena menganggap semua pengemis itu sama saja, malas bekerja sehingga tidak perlu ditolong. Tetapi tidak demikian dengan orang-orang yang memiliki belas kasihan dan tidak menganggap semua pengemis jalanan adalah orang-orang malas yang tidak perlu ditolong, tapi ada juga yang patut ditolong, sehingga dengan berbagai cara akan menyatakan kasih dan kepedulian mereka kepada siapa saja yang patut diberi pertolongan atau uluran tangan.

          Bagaimana pula jika suatu ketika orang yang sudah pernah menyakiti atau membenci kita membutuhkan pertolongan kita, walaupun mereka tidak mau dan tidak berani meminta pertolongan kita? Apakah kita bersedia proaktif memberikan kasih atau pertolongan kepada mereka? Tentu saja kalau kita merupakan manusia yang hidup dalam kasih, tidak perlu memandang mereka sebagai musuh yang harus dibenci, sebaliknya kita akan mengulurkan tangan karena mereka adalah orang-orang yang perlu ditolong. Jika kita telah melakukan hal itu, pertanda kita telah hidup dalam kasih. Ingatlah  KASIH TIDAK PERNAH SALAH.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar