Minggu, 03 Agustus 2014

JADILAH ORANG ASERTIF BUKAN AGRESIF ATAUPUN PASIF



          Seorang yang asertif adalah orang yang punya kemampuan mengekspresikan perasaannya dan menegaskan hak-haknya dengan sikap yang benar dan hormat kepada orang lain. Komunikasi yang asertif adalah komunikasi yang tepat sasaran, langsung dan tidak bertele-tele ataupun penuh basa-basi, dengan jujur dan terbuka menyatakan hak dan kebutuhannya kepada orang lain. Kemampuan asertif adakalanya muncul secara alami bagi sebagian orang. Akan tetapi sesungguhnya, keahlian ini dapat dipelajari oleh semua orang. Orang-orang yang punya kemampuan asertif tinggi selalu dapat mengurangi konflik interpersonal (hubungan dengan orang lain) dengan mudah. Hal ini menjadi salah satu cara yang ampuh untuk dapat mengurangi stres.

Apa sesungguhnya perbedaan Asertif, Agresif dan Pasif?
Seringkali orang tidak dapat memahami atau memaknai ketiga hal tersebut. Untuk dapat memahami arti dan perbedaan ketiga hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikiut :

-  Orang yang bersikap asertif akan mengekspresikan dirinya dengan menghormati orang lain. Ia juga mengharapkan yang terbaik untuk orang lain, menghormati dirinya sendiri, berpikir “win-win solution” dan mengupayakan kesepakatan yang adil tanpa merugikan siapapun.

-  Orang yang agresif cenderung bersikap manipulatif, menguntungkan diri sendiri dengan cara mengecoh orang lain, bersikap kasar, kejam dan kurang menghormati orang lain sehingga dia kehilangan martabatnya.  Mencari kemenangan dengan mengorbankan orang lain dan mau menciptakan konflik yang tidak perlu.

- Sedangkan orang yang pasif tidak tahu bagaimana cara mengkomunikasikan perasaannya dengan cara yang tepat dan benar kepada orang lain. Dia cenderung takut menghadapi konflik yang akan timbul bila dia mengekspresikan pikiran atau perasaannya secara terbuka. Dia membiarkan kebutuhannya tidak terpenuhi, haknya diambil orang lain dan menutupi perasaannya agar tidak terjadi konflik. Selalu membiarkan dirinya dipihak yang kalah dan membiarkan orang lain menang.  
Untuk memberikan pemahaman yang lebih konkrit ketiga hal dimaksud dapat diberikan contoh yang mendapat respon dari ketiga sikap dimaksud ketika seseorang tiba-tiba menyerobot mendahului kita dalam antrian panjang didepan loket pembayaran listrik, sebagai berikut :
-  Orang yang asertif akan merespon kejadian itu dengan mengatakan, “Tolong mas jangan main serobot, saya sudah lama mengantri. Silakan antri dari belakang”.
-  Orang yang agresif akan merespon dengan marah dan berkata, “Hei, bego, jangan menyerobot. Saya sudah dari pagi antri, mundur kebelakang.”
- Sedangkan orang pasif akan merespon kejadian itu dengan membiarkan orang tersebut berdiri di depannya dengan hati yang kesal, karena tidak mau konflik.

Apa manfaat dari sikap asertif itu?
- Sikap asertif dapat membentuk pribadi mempunyai bayak sikap yang positif dalam segi kehidupan. Orang yang asertif jarang memiliki konflik dengan orang lain, dengan demikian jarang mengalami stres. Orang asertif selalu mendapatkan yang diinginkan dan juga menolong orang lain untuk mendapatkan haknya atau yang diinginkan.
- Sebaliknya orang yang agresif cenderung mengasingkan orang lain dan akhirnya menimbulkan stres yang sebetulnya tidak perlu terjadi kalau dia mau bersikap asertif. Orang yang bersikap agresif sering konflik dan jarang dapat dukungan sosial dari orang lain.
- Sedangkan orang pasif selalu menghindari konflik dengan cara menghindar dari komunikasi untuk mengekspresikan pikiran, perasaan dan kebutuhannya. Dia selalu merasa menjadi korban, tetapi terus menerus menghindari konprontasi, hingga mencapai puncak kemarahannya, sampai akhirnya melepaskan kemarahannya dengan sikap agresif.

Maka jadilah menjadi manusia Asertif dengan bersikap jujur dan melihat ke dalam diri kita apakah kita merespon masalah dengan Agresif atau Pasif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar