Sabtu, 21 Juni 2014

PENUNDUKAN DIRI



          Keberhasilan sebuah tim bukan hanya tergantung pada pemimpinnya saja. Namun kesuksesan itu juga bergantung pada persatuan dan kesatuan antara sang pemimpin dengan yang dipimpin. Karena itu, sebagai orang yang dipimpin (anak buah), satu hal yang harus dilakukan adalah penundukan diri. Tanpa mau menundukkan diri, mustahil bagi kita untuk bekerja dengan baik dalam sebuah tim.
Dewasa ini, kesadaran untuk menundukkan diri semakin memudar. Semakin banyak orang sulit untuk tunduk dibawah otoritas orang lain. Hal ini terjadi pada semua kalangan, baik dalam keluarga, masyarakat, tempat bekerja, bahkan di Negara kita. Akibatnya, banyak kekacauan terjadi dimana-mana.

          Dirumah, anak tidak lagi mau mendengarkan nasehat orang tua. Di sekolah, murid menentang gurunya. Dilingkup perusahaan dan pemerintahan, kebijakan pemerintah dan perusahaan selalu ditentang dengan aksi demo besar-besaran. Akibatnya, seluruh kinerja menjadi terhambat. Tidak hanya itu, rasa marah, sakit hati dan frustasi kian menjalar dalam diri setiap orang. Jika hal ini terus dibiarkan, konflik akan semakin meruncing.

          Penundukan diri adalah hal yang penting dilakukan oleh setiap orang.  Seorang anak harus tunduk kepada orang tua,  seorang isteri harus tunduk kepada suami, seorang karyawan harus tunduk kepada atasannya dan seorang rakyat harus tunduk kepada pemerintah. Dan sebagai orang percaya kita harus tunduk kepada Allah sebagai pemegang otoritas tertinggi dalam hidup kita.

          Menundukkan diri bukanlah hal yang mudah dilakukan terlebih ketika  kita menjumpai bahwa orang atau lembaga yang diatas kita tidak sesuai dengan harapan kita. Namun bagaimanapun juga kita harus meredam ego kita dan menerima segala keputusan dengan lapang dada. Janganlah kita melawan mereka dengan kekerasan, karena hal itu hanya akan membawa bencana bagi kita, namun tegurlah dan yakinkanlah mereka dengan lembut.

Tunduklah dengan tulus hati dan penuh sukacita, bukan karena terpaksa. Sebab dalam penundukan diri itulah, kita diproses untuk tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang rendah hati dan memiliki integritas sebelum menerima otoritas (tanggung jawab untuk memimpin) yang dipercayakan oleh Tuhan kepada kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar