Boyke
adalah seorang pemuda berumur 18 tahun yang sangat cerdas dan selalu menjadi
bintang kelas di sekolahnya. Pada saat pengumuman ujian nasional dia memperoleh
nilai terbaik dan menjadi peringkat pertama tingkat Nasional.
Setelah
lulus dari SMA dia mendaftarkan diri ke
perguruan tinggi dengan memilih fakultas kedokteran dan fakultas hukum. Pada
saat pengumuman dia lulus dan diterima di fakultas kedokteran sebagai pilihan
pertamanya. Selama 5 tahun duduk
perguruan tinggi dia selalu mendapat prestasi terbaik dan menjadi
lulusan tercepat pada angkatannya.
Setelah
menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi, dia mengabdikan diri dan bekerja
di sebuah rumah sakit di pinggiran kota. Setelah bekerja selama 2 tahun, dia
ingin melanjutkan kuliahnya lagi ke tingkat yang lebih tinggi. Namun, menjelang
awal perkuliahan dia merasa kurang sehat. Ia sering mengalami keletihan dan
badannya semakin kurus. Setelah beberapa kali menjalani pemeriksaan, ternyata
didiagnosa dia menderita penyakit leukemia akut.
Sebagai
seorang dokter dia memahami dan menyadari penyakitnya adalah suatu penyakit
yang sangat berbahaya yang hampir belum pernah bisa disembuhkan. Sehingga dia
merasa tertekan dan patah semangat menjalani hidupnya.
Akan
tetapi tidak berapa lama kemudian, dia membangkitkan semangatnya dan tidak mau
larut dalam kesedihan dan berpikir betapapun penderitaannya hidup harus jalan
terus. Pada saat itu telah terjadi suatu bencana alam di suatu pulau di
negerinya. Bencana tersebut telah memporak-porandakan pulau itu dan
mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia serta ribuan orang yang menderita luka-luka
dan terancam berbagai penyakit maupun bahaya kelaparan.
Mendengar
kejadian yang sangat menyedihkan itu, ia memutuskan untuk berangkat ke pulau
itu menjadi relawan guna menolong para korban bencana disana. Dalam kondisi
yang semakin lemah dia menguatkan dirinya berangkat ke lokasi bencana tersebut
dengan membawa beberapa perlatan yang dibutuhkan.
Sesampainya
dilokasi bencana dia berusaha mencari suatu tempat pemondokan untuk tempat
praktek menolong orang-orang korban bencana. Setiap hari orang
berbondong-bondong mendatangi pemondokan tersebut untuk mendapatkan pertolongannya.
Selama
dua bulan tinggal di daerah bencana itu, dia telah berhasil membantu dan
menolong ratusan orang korban bencana. Akan tetapi penyakitnya semakin parah.
Ditengah perjuangan menolong ratusan orang yang masih membutuhkan pertolongannya
diapun terus berjuang melawan penyakitnya. Tak ada orang yang tau bahwa dia
sebenarnya dalam kondisi penyakit parah yang sangat membutuhkan pertolongan,
tapi dia hanya bisa menolong tanpa pernah mendapat pertolongan. Pada bulan
keempat dia tinggal dilokasi bencana penyakitnya semakin parah dan akhirnya ia
meninggal. Dia meninggal dalam usia yang masih muda. Dia meninggal
ditengah-tengah perjuangannya menolong para korban bencana dan meninggal
ditengah-tengah ratusan orang yang telah berhasil diselamatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar