Kamis, 05 Juni 2014

HIDUPLAH LEBIH BERMAKNA BUKAN LEBIH LAMA



          Boyke adalah seorang pemuda berumur 18 tahun yang sangat cerdas dan selalu menjadi bintang kelas di sekolahnya. Pada saat pengumuman ujian nasional dia memperoleh nilai terbaik dan menjadi peringkat pertama tingkat Nasional. 

          Setelah lulus  dari SMA dia mendaftarkan diri ke perguruan tinggi dengan memilih fakultas kedokteran dan fakultas hukum. Pada saat pengumuman dia lulus dan diterima di fakultas kedokteran sebagai pilihan pertamanya. Selama 5 tahun duduk  perguruan tinggi dia selalu mendapat prestasi terbaik dan menjadi lulusan tercepat pada angkatannya.

          Setelah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi, dia mengabdikan diri dan bekerja di sebuah rumah sakit di pinggiran kota. Setelah bekerja selama 2 tahun, dia ingin melanjutkan kuliahnya lagi ke tingkat yang lebih tinggi. Namun, menjelang awal perkuliahan dia merasa kurang sehat. Ia sering mengalami keletihan dan badannya semakin kurus. Setelah beberapa kali menjalani pemeriksaan, ternyata didiagnosa dia menderita penyakit leukemia akut.

          Sebagai seorang dokter dia memahami dan menyadari penyakitnya adalah suatu penyakit yang sangat berbahaya yang hampir belum pernah bisa disembuhkan. Sehingga dia merasa tertekan dan patah semangat menjalani hidupnya.

          Akan tetapi tidak berapa lama kemudian, dia membangkitkan semangatnya dan tidak mau larut dalam kesedihan dan berpikir betapapun penderitaannya hidup harus jalan terus. Pada saat itu telah terjadi suatu bencana alam di suatu pulau di negerinya. Bencana tersebut telah memporak-porandakan pulau itu dan mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia serta ribuan orang yang menderita luka-luka dan terancam berbagai penyakit maupun bahaya kelaparan.

          Mendengar kejadian yang sangat menyedihkan itu, ia memutuskan untuk berangkat ke pulau itu menjadi relawan guna menolong para korban bencana disana. Dalam kondisi yang semakin lemah dia menguatkan dirinya berangkat ke lokasi bencana tersebut dengan membawa beberapa perlatan yang dibutuhkan. 

          Sesampainya dilokasi bencana dia berusaha mencari suatu tempat pemondokan untuk tempat praktek menolong orang-orang korban bencana. Setiap hari orang berbondong-bondong mendatangi pemondokan tersebut untuk mendapatkan pertolongannya. 

          Selama dua bulan tinggal di daerah bencana itu, dia telah berhasil membantu dan menolong ratusan orang korban bencana. Akan tetapi penyakitnya semakin parah. Ditengah perjuangan menolong ratusan orang yang masih membutuhkan pertolongannya diapun terus berjuang melawan penyakitnya. Tak ada orang yang tau bahwa dia sebenarnya dalam kondisi penyakit parah yang sangat membutuhkan pertolongan, tapi dia hanya bisa menolong tanpa pernah mendapat pertolongan. Pada bulan keempat dia tinggal dilokasi bencana penyakitnya semakin parah dan akhirnya ia meninggal. Dia meninggal dalam usia yang masih muda. Dia meninggal ditengah-tengah perjuangannya menolong para korban bencana dan meninggal ditengah-tengah ratusan orang yang telah berhasil diselamatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar