Kamis, 12 Juni 2014

ANAK MUDA YANG BAIK HATI



          Bagi kita yang hidup dikota besar seperti Jakarta, menemukan anak-anak remaja atau anak-anak muda yang nakal, urakan dan sering terlibat perkelahian maupun  tawuran sudah merupakan pemandangan yang biasa, dimana kita juga sering melihat di Televisi atau membaca di mass media anak-anak sekolah ataupun mahasiswa yang terlibat perkelahian dijalanan dan ditangkap aparat keamanan karena menggunakan narkoba. Bahkan kitapun tidak perlu heran lagi kalau ada suatu hasil penelitian yang mengatakan bahwa tidak satupun RW di Jabodetabek yang terbebas dari penggunaan narkoba, karena faktanya memang demikian. Entah itu karena pengaruh dari gaya kehidupan dikota-kota besar yang banyak bersifat tidak mendidik bagi anak-anak muda atau karena kesulitan kehidupan secara ekonomi ataupun kesalahan orang tua yang kurang perhatian dan tanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya. 

          Maka menemukan anak muda yang baik hati dan penuh sikap sopan santun bisa menjadi hal yang langka dan sangat mengesankan bagi kita dikota-kota besar.  Akibat dari sikap yang kurang hati-hati mengemudikan kendaraan, pada suatu hari saya mengalami tabrakan kendaraan dengan seorang anak muda yang mengemudikan kendaraan sedan. Karena saya terburu-buru mengejar waktu untuk bisa ikut appel pagi di kantor, di depan Taman Makam Pahlawan Kalibata saya memutar balik terlalu cepat dan tidak memperhitungkan dengan cermat kecepatan kendaraan yang datang dari arah Pancoran, maka mobil saya (kijang) menabrak mobil sedan yang dikendarai oleh seorang anak muda. Akibatnya lampu besar sebelah kiri mobil saya hancur dan pintu depan sebelah kanan sedan yang dikendarai anak muda itu penyok dan hingga kena stir. Tiba-tiba beberapa tukang ojek yang disekitar itu langsung mengerubuti kami dan menunjuk-nunjuk saya dan berteriak-teriak mengatakan mobil kijang ini yang salah. Kami berduapun turun masing-masing meminggirkan mobilnya ke trotoar. Setelah mobilnya dipinggarkan anak muda itu dengan suara yang mantap dan sopan berkata kepada tukang-tukang ojek yang masih berkerumun, bapak-bapak semua mohon tenang dan mohon maaf tidak usah ikut campur biar kami selesaikan berdua persoalannya, kami sama-sama salah katanya. Akhirnya tukang ojek itupun pada pergi satu-satu dengan pandangan yang mengandung rasa heran melihat sikap anak muda itu.


            Setelah kerumunan tukang  ojek itu bubar sayapun mendatangi anak muda itu untuk  minta maaf karena merasa saya yang salah. Kalaupun dia mengaku ikut salah saya merasa punya andil kesalahan yang paling besar. Saya berkata,maaf mas saya agak terburu-buru sehingga terjadi kecelakaan ini. Saya minta tolong mas, ini kecelakaan tidak yang sengaja dan tidak ada yang menginginkan, kalau boleh biarlah kita menanggung kerusakan dan memperbaiki kendaran masing-masing, sekali lagi saya minta maaf saya sadar ini kesalahan saya. Tapi, tiba-tiba anak muda itu memberikan jawaban yang tidak saya duga-duga dan menyejukkan perasaan. Dengan ucapan yang mantap dan sangat impatik dia berkata, Bapak tidak usah khawatir mobil saya pakai asuransi dan sayapun bisa bantu untuk memperbaiki mobilnya, asal Bapak bersedia minta surat keterangan dari polisi untuk kepentingan urusan asuransi bahwa mobil kita mengalami kecelakaan. Tentu saja saya menyambut tawarannya itu dengan seang hati dan penuh rasa sukacita. Selanjutnya dia memberikan kartu namanya disertai dengan kartu nama ayahnya sambil berkata, mana tau ada kesulitan dikantor polisi boleh tunjukkan kartu nama ini. Sebenarnya saya tidak terlalu suka untuk menggunakan kartu nama ayahnya itu, karena terkesan sedikit arogan dan menggunakan power, dimana ayahnya seorang Kolonel Angkatan Darat. Walaupun akhirnya terpaksa saya gunakan juga karena mendapat pelayanan yang kurang simpatik di kantor polisi.

          Besoknya saya pergi kantor polisi ke Pos polisi Pancoran untuk mengurus surat keterangan dimaksud.  Setelah saya jelaskan kepada pak Polisi yang ada di pos itu sehari sebelumnya saya mengalami tabrakan dengan seorang pengendara yang lain saya minta dibuatkan surat keterangan untuk persyaratan urusan asuransi. Betul seperti yang diduga anak muda itu, saya mendapatkan pelayanan yang tidak simpatik dari petugas kepolosian ditempat itu, dimana petugas itu mengatakan sayakan tidak melihat mobilmu itu tabrakan mana mungkin saya buat surat keterangan untuk kejadian itu katanya. Betul, bapak memang tidak melihat kejadian itu maka saya terangkan untuk dituangkan dalam surat keterangan itu dan hal seperti itu sudah merupakan hal yang standar untuk urusan administrasi asuransi. Tapi pak polisinya tetap ngotot dan berkata, mana mungkin saya bertanggung jawab untuk membuat keterangan atas kejadian yang tidak saya lihat katanya. Terus saya katakan, tentu saja saya yang harus bertanggung jawab atas kebenaran kejadian itu, tapi surat keterangannya dibuatkan oleh pihak kepolisian. Karena petugasnya tetap ngotot tidak mau, akhirnya saya berikan contoh, kalau seseorang kehilangan KTP lantas dia datang ke Bapak minta surat keterangan kehilangan untuk bisa mengurus KTP baru di kelurahan, apakah Bapak akan menolak dan mengatakan saya tidak mengetahui KTPmu itu hilang.  Karena petugasnya terus ngotot terpaksa juga saya mengunakan jurus yang ditawarkan anak muda itu, dengan mengatakan kalau Bapak tidak mau melayani saya biar orang ini yang berurusan dengan Bapak sambil saya sodorkan kartu nama pak Kolonel itu. Tiba-tiba dia kaget dan berubah sikap sambil berkata, jangan bawa-bawa nama orang lain dong untuk urusan seperti ini katanya sambil memerintahkan anak buahnya untuk mengetik surat dimaksud. Tidak sampai sepuluh menit suratnya sudah selesai dan langsung ditanda tangani polisi kepala pos itu.

          Besoknya saya menjumpai anak muda itu dikantornya, selanjutnya kami sama-sama berangkat membawa kedua mobil yang mengalami kerusakan itu ke bengkel yang ditentukan asuransi.  Tiga  hari kemudian saya ditelpon anak muda itu memberitahu supaya sama-sama pergi ke bengkel untuk mengambil mobil itu karena sudah selesai diperbaiki. Setibanya dibengkel kami disodori perincian biaya perbaikan mobil itu untuk ditanda tangani, dimana masing-masing mobil dikenakan biaya Rp. 2 juta. Setelah tanda tangan kami dipersilakan mengambil mobil masing-masing.
Sambil jalan mau mau mengambil mobil masing-masing anak muda itu berkata, pak sudah selesai urusannya ya, mudah-mudahan kita tidak akan pernah lagi mengalami kecelakaan katanya. Sambil mengucapkan terimakasih saya menyalami anak muda itu dan mohon pamit.

         Sepanjang jalan mau pulang ke rumah saya merenung membayangkan anak muda yang baik hati dan penuh sikap sopan santun itu. Kalau melihat kejadiannya seharusnya saya yang harus menanggung biaya perbaikan kedua kendaraan itu. Ternyata perbaikan mobil saya justru ditanggung asuransi atas pertolongan anak muda yang baik hati itu.  Ternyata ditengah-tengah banyak anak muda yang kita temukan sering tawuran dan terjerumus pada sikap tidak terpuji yang suka mabuk-mabukan miras dan menggunakan narkoba, masih bisa kita kita temukan anak muda yang baik hati dan punya sikap sopan santun yang sangat mengagumkan.

Kiranya anak muda ini menjadi idola dari banyak anak muda yang menjadi gerasi penerus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar