Kamis, 26 Juni 2014

HIDUP BUKAN HANYA UNTUK HARI INI



          Banyak dari antara kita yang memiliki prinsip “hidup untuk hari ini”. Bekerja tak kenal lelah dan tak kenal waktu, tentu wajar jika ingin langsung menuai hasil pekerjaan kita. Masa-masa keemasan ini seyogyanya dinikmati dengan maksimal. Masih muda, sehat, dan produktif seringkali menjadi alasan kuat menunda perencanaan.

          Sampai suatu saat, terjadi suatu peristiwa yang menampar dengan keras. Entah itu suatu musibah, penyakit, atau ujian hidup lainnya. Disaat kapal kehidupan mulai oleng dan diri mulai limbung,  barulah kita sadar bahwa kita tidak memiliki tiang untuk bersandar. Ironisnya, keluarga yang menyandarkan hidup pada kita juga ikut terimbas. Masa depan yang tadinya cerah mendadak menjadi gelap gulita, penuh ketidak pastian. 

          Timbul rasa sesal karena terus menunda perencanaan. Bukannya tak terbersit karena sesungguhnya pengingat ada dimana-mana. Sadar sepenuhnya bahwa asuransi atau menabung itu perlu. Namun, cicilan rumah dan dan tunggakan kartu kredit membuat rencana berasuransi dan menabung di tunda. Sering mendengar bahwa berinvestasi itu perlu. Namun, keinginan berlibur ke luar negeri sulit dibendung. Toh masih ada waktu untuk mengumpulkan pundi-pundi. Pernah diingatkan teman untuk menyiapkan dan pensiun. Ah, tapi selagi masa muda, untuk apa memikirkan soal pensiun?.

          Saat ujian datang, barulah kita tersadar. Rencana tak banyak artinya bila tidak diikuti langkah nyata. Karena sadar menjadi sebuah wacana, saat cobaan menyergap kitapun tidak siap. Momen titik balik seperti ini membuat kita tergerak untuk mengubah cara pandang terhadap kehidupan. Untuk siapa kita bekerja keras? Pikiranpun melayang untuk hal-hal yang berharga dalam hidup; pasangan, anak atau orang tua. Apa yang terjadi saat penyakit, kecelakaan, bahkan kematian menimpa? Bagaimana pasangan bisa terus merajut masa dengan dengan standar hidup yang telah dinikmati sekarang? Mampukah kita terus membiayai pendidikan anak-anak? Jika selama ini kita menjadi tulang punggung bagi orang tua, akan mereka tetap sejahtera?  
    
TIGA PILAR PERENCANAAN MASA DEPAN
Sepeninggal momen titik balik  meninggalkan bekas tamparan dahsyat, membuat kita tersadar akan betapa pentingnya memiliki perencanaan. Perencanaan membuat kita siap saat roda kehidupan berputar. Momen titik balik membuat mata bahwa masa muda, sehat, dan produktif justru menjadi masa keemasan untuk mengubah rencana menjadi langkah nyata. Mengapa?
Untuk lebih jelasnya, mari kita tilik tiga pilar perencanaan masa depan : proteksi, investasi dan dan pensiun. Proteksi dalam bentuk asuransi jiwa dan kesehatan akan menjadi jaring pengaman. Sebuah jaminan yang memastikan bahwa orang-orang terkasih kita akan tetap sejahtera saat penyakit maupun kematian terjadi. Semakin dini berasuransi dan menabung, semakin baik. Sebab saat masih muda dan sehat, premi asuransi yang perlu dibayarkan pun relatif rendah. Usia produktif juga menjadi waktu terbaik untuk berinvestasi. Di usia ini, kita cenderung lebih punya keleluasaan mengalokasikan dana untuk investasi karena belum terhambat penyakit maupun kebutuhan mendesak lainnya. Semakin dini kita memulai perencanaan dana pensiun, semakin panjang pula waktu mengakumulasikan kekayaan demi kesejahteraan dimasa datang. Alahasil, anak dan cucu tak akan direpotkan saat kita tak produktif lagi.
Dalam perjalanan hidup, kita akan dihadapkan pada momen titik balik. Sebuah momen yang membuat kita keluar dari zona nyaman dan berani menghadapi tantangan.  Bangkit dari situasi kalut untuk menghadapi masalah. Mendapat semangat baru untuk menjadi manusia yang lebih baik. Pertanyaannya sat momen itu datang, akankah kita tersadar? Apakah kita sudah siap dan sudah sempat mewudukan rencana masa depan.   

SEKARANG BUKAN BESOK
Sebelum momen titik balik menemukan kita, mari kita temukan momen itu. Apa yang perlu dilakukan?
Pertama, kenali impian kita. Tanyakan diri sendiri, apa yang sebenarmya ingin kita raih? Mengenal impian menjadi dasar untuk melangkah dan terus berusaha menjadi yang terbaik tanpa kenal putus asa. Untuk tetap bangkit berjuang saat cobaan melanda. Kemudian, hidupkan kemauan dan kesungguhan hati untuk mewujudkan impian menjadi nyata. Rahasianya sederhana : selalu ambil tindakan nyata secara konsisten. Ketika dipertemukan dengan momen titik balik, berdamailah dengan keadaan. Hadapilah dengan keteguhan hati. Itulah kunci untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.

          Mulailah mengasah kepekaan terhadap momen titik balik yang kecil di hidup kita. Saat menemukannya, segeralah bangkit mencari solusi. Menyikapi momen semacam ini dengan bijaksana menjadi kunci kebahagiaan dimasa datang. Setiap orang menyimpan kekuatan luar biasa yang digerakkan oleh kemauan. Teruslah bermimpi dan jangan tunggu esok untuk mengambil tindakan nyata. Jadikan titik balik sebagai momen pemicu kita untuk mewujudkan rencana dan lebih peka akan masa depan. Lindungi keluarga yang kita kasihi mulai dari sekarang. Ini saatnya untuk memulai suatu perubahan. Sekarang, bukan esok.                                            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar