Sebagai bentuk kekecewaan dari
Fernando kepada pimpinan Perusahaan tempatnya bekerja ia menggalang rasa
kebersamaan dengan teman-temannya satu angkatan yang diterima bekerja di
perusahaan ekspedisi tersebut. Fernando mengatakan kepada teman-temannya bahwa
pimpinan perusahaan telah memperlakukan mereka secara tidak adil karena
beberapa karyawan angkatan dibawah mereka yakni Tenry dan kawan-kawannya telah
ada yang diangkat menjadi Kepala Cabang. Pada hal Fernando dan kawan-kawannya
adalah orang-orang yang rajin dan pekerja keras.
Karena rasa kekecewaan yang
semakin memuncak, suatu hari Fernando dan kawan-kawan melakukan demo dan mogok
kerja serta mengajukan tuntutan kepada pimpinan perusahaan untuk mendapat
perlakuan yang adil supaya karyawan-karyawan satu angkatan mereka juga dapat
dipromosikan untuk Kepala Cabang seperti teman-temannya yang lain. Mereka
merasa pantas juga untuk dapat promosi karena mereka telah bekerja dengan rajin
juga telah bekerja keras.
Onggo Wijoyo sebagai pimpinan perusahaan tersebut dapat memahami persoalan
tersebut dan mengakui bahwa Fernando dan kawan-kawannya adalah orang-orang
rajin dan pekerja keras. Sebenarnya dia
sebagai pimpinan perusahaan tidak ada niat untuk bersikap tidak adil kepada
karyawan-karyawannya, bahkan dia berusaha objektif dan menilai secara cerdas
siapa karyawannya yang paling pantas untuk mendapat promosi.
Untuk mengatasi keresahan
karyawan yang timbul di perusahaan itu, ia segera mengambil langkah yang
dianggap perlu untuk dapat menenteramkan para karyawan serta memberikan suatu
kesadaran kepada mereka. Dia memanggil kedua kelompok karyawan tersebut dan
memberikan penugasan yang sama.
Fernando dan kawan-kawan coba kamu pergi ke terminal, kamu lihat apa yang
ada disana.
Beberapa saat kemudian Fernando dan kawan-kawannya menghadap, lalu pak
Onggo bertanya ; “Sudah kamu lihat” Sudah pak jawab mereka. Ada apa disana? Ada
bis pak. Berapa banyak? Tanya pak Onggo lagi. Mereka pergi lagi ke terminal,
lalu menghadap lagi dan berkata 50 bis pak. Sekarang tiba giliran dari Tenry
dan kawan-kawan dan memberikan penugasan yang sama. Tenry dan kawan-kawannya
pergi, beberapa saat kemudian mereka kembali menghadap. Tenry dan
kawan-kawannya melaporkan kepada pimpinannya, di terminal ada 50 bis, yaitu 20
buah bis AC, 10 buah bis AC + Toilet dan 20 buah bis non AC. Perbedaan ongkos
rata-rata untuk tujuan yang sama bis AC dan Non AC adalah 20 ribu rupiah pak
katanya.
Fernando dan kawan-kawan
sangat kagum mendengar laporan dari Tenry dan kawan-kawan, dan menyadari
kelebihan dari mereka. Hal tersebut memberikan kesadaran bagi Fernando dan
kawan-kawannya dan mengurungkan niat untuk tuntutannya dan berjanji untuk
belajar lebih banyak lagi tidak hanya bekerja lebih keras tetapi harus juga
bekerja lebih cerdas.Sikap iri hati kepada teman seprofesi tanpa melihat apa yang menjadi keunggulan dan kelebihan mereka adalah sikap yang tidak terpuji dan tindakan kurang bertanggungjawab. Mengakui keunggulan dan kelebihan orang lain adalah sikap terpuji dan berjiwa besar.
Untuk
sukses tidak cukup dengan bekerja lebih keras, tapi harus meneliti lebih
banyak, lebih cerdas, bekerja lebih banyak dan mengerti lebih mendalam, serta mau mengakui keunggulan dan kelebihan orang lain.. Mampu melihat jauh kedepan, itulah ciri-ciri orang yang berpikiran maju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar