Disuatu kota tinggallah seorang pemuda karir yang
sangat disiplin menggunakan waktu dalam kehidupannya. Hampir tak ada waktunya
yang terbuang dengan sia-sia. Sepanjang hari, setiap minggu, setiap bulan bahkan sepanjang tahun
dia sudah punya jadwal yang lengkap dan sangat padat. Dalam perjalanan ke
kantor tempat kerjanya, dia sudah merencanakan nanti siang makan dimana, menunya
apa dan minumannya apa? Sementara dia makan, diapun sudah memikirkan naik
kendaraan apa nanti pulangnya supaya cepat sampai di rumah dan terhindar dari
kemacetan. Begitulah kehidupannya setiap hari. Saking terlalu berorientasi pada
rencana atau programnya malah dia tidak pernah focus pada apa yang dilakukannya.
Dia selalu memikirkan kegiatan dan jadwal berikutnya.
Kemudian suatu ketika dia menghadapi sesuatu hal yang tidak pernah
dibayangkan dan tidak pernah mempersiapkan diri untuk menghadapinya, yakni
kematiannya. Dia mengalami suatu kecelakaan lalu lintas yang hampir merenggut
nyawanya, dia terkejut melihat kedaan betapa hampa dan tidak bermakna hidupnya.
Suka atau tidak suka itulah gambaran hidup dari banyak
manusia karir yang sibuk dengan segudang pekerjaan dan rutinitas yang sangat
padat. Karena terlalu sibuk dan focus pada pekerjaan dan tugasnya tak jarang
membuat lupa akan realitas hidup yang hakiki , yaitu kematian. Banyak orang yang siap untuk hidup dengan
segala perjuangan yang berat, tetapi sedikit orang yang siap untuk menghadapi
kematiannya.
Apapun
jabatan dan pangkat Anda, pasti ada batas akhir kehidupan. Kematian tidak dapat
dielakkan dari perjalanan hidup Anda, karena itu sesibuk apapun, setinggi
apapun kedudukanmu, ingatlah akan akhir hidupmu.
Janganlah sekali-kali anda mendewakan pekerjaan atau
janganlah anda diperbudak oleh pekerjaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar