Sebagaimana kita tahu bangsa kita, bangsa Indonesia terbelenggu dalam
penindasan dan penjajahan Belanda selama 350 tahun. Selain itu ditambah
lagi 3 tahun penjajahan Jepang yang menurut cerita orang-orang tua kita dahulu
jauh lebih kejam lagi dari orang Belanda. Suatu penderitaan yang luar biasa
harus dialami bangsa kita pada masa itu.
Dalam
masa penjajahan yang begitu lama, banyak sekali pelajaran yang dapat dipetik
dalam lembar sejarah bangsa kita. Semangat juang para pejuang bangsa kita untuk
meraih kemerdekaan yang dicita-citakan sudah sewajarnya menjadi contoh yang
harus ditiru oleh kita yang hidup dizaman ini. Dengan latar belakang yang
berbeda-beda mereka bersatu padu, bahu membahu untuk mengusir penjajah demi
mewujudkan kemerdekaan negara Republik
Indonesia yang kita cintai ini. Sesungguhnya, impian untuk mewujudkan negara
tercinta ini sudah sejak lama dicanangkan. Bahkan sejak zaman kerajaan
Majapahit yang terkenal dengan Sumpah Palapanya. Semangat juang yang mengilhami
para pahlawan kita mempersatukan mereka bersatu bangkit dari keterpurukan
akibat penjajahan. Kita dapat menikmati kemerdekaan ini sebagai hasil
perjuangan mereka membebaskan ikatan belenggu penjajahan.
Saat ini
kita telah 69 tahun menikmati kemerdekaan terbebas dari panjajahan bangsa
asing. Namun bukan berarti perjuangan kita sudah selesai, perjuangan kita
sesungguhnya masih panjang. Sekarang perjuangan kita bukan lagi mengusir
penjajah, tapi perjuangan kita mewujudkan
masyarakat adil dan makmur. Kita sekarang hidup dizaman yang disebut “refomasi”. Reformasi dimaknai sebagai
perubahan secara radikal yang bertujuan memperbaiki kehidupan disegala aspek.
Dizaman ini orang berani dengan sebebas-bebasnya mengeluarkan pendapatnya tanpa
rasa takut akan diintimidasi oleh orang lain maupun penguasa.
Tapi sayang seribu kali sayang reformasi yang kita
dengung-dengungkan ini sudah menyimpang dan keluar dari rel kebenaran. Saat ini
bukan kepentingan bersama lagi yang diperjuangkan tapi kepentingan kelompok dan
golongan atau kepentingan pribadi masing-masing yang menonjol. Sesungguhnya
kita masih terkungkung oleh penjajahan baru yaitu perpecahan, kebodohan,
keterbelakangan dan kemiskinan.
Apakah kita sesungguhnya mau merdeka? Mari kita kembali meneladani semangat juang,
semangat persatuan dan kesatuan para pejuang bangsa terdahulu. Kita
bersama-sama menabuh genderang perang melawan musuh. Musuh kita bukan lagi
bangsa asing, tapi musuh yang harus kita perangi bersama adalah kebodohan,
keterbelakangan dan kemiskinan.
Tanpa
rasa kesatuan dan persatuan sebagaimana diwujudkan para pejuang bangsa kita
terdahulu, kita tidak akan pernah menikmati kemerdekaan yang sesungguhnya. Oleh
karena itu “Bersatulah Supaya Merdeka”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar