Minggu, 18 Mei 2014

MENGALAH UNTUK MENANG



Disuatu daerah terpencil ada dua buah desa yang dipisahkan oleh dua buah bukit yang sangat terjal.  Untuk menghubungkan kedua desa itu, masyarakat setempat  menebang sebatang pohon besar sebagai  jembatan darurat  penghubung kedua desa tersebut. Dibawah jembatan itu terdapat sebuah sungai  yang airnya  mengalir dengan sangat deras. Untuk melewati jembatan itu orang harus hati-hati dan berjalan secara bergantian untuk menyeberang.

          Pada suatu hari ada dua ekor harimau yang kebetulan hendak melintas dari arah yang berlawanan.  Pohon  itu terlalu kercil untuk dilalui dua orang manusia atau dua ekor binatang secara bersamaan. Walaupun jembatan itu sangat menyeramkan dan cukup menciutkan nyali, namun kedua harimau itu sama sekali tidak gentar. Kesombongan dan harga diri mereka yang terlalu tinggi membuat mereka tidak mau saling mengalah untuk memberikan jalan dan mempersilakan lewat harimau yang lain terlebih dahulu.

          Sampai ditengah jembatan, kedua harimau itu bertemu. Mereka saling mendorong dan saling menendang satu sama lain dan tidak ada yang mau mengalah. Karena kehilangan keseimbangan, kedua harimau tersebut tercebur jatuh kedasar sungai akhirnya mati terbawa arus sungai yang sangat deras itu.

         Pengalaman kedua harimau tersebut juga merupakan  pengalaman yang sering terjadi ditengah-tengah masyarakat kita. Dimana sering terjadi iri hati, dengki dan hanya mementingkan diri sendiri yang menimbulkan kekacauan dan perbuatan jahat serta mencelakakan. Kita tidak sadar bahwa keegoisan adalah awal dari pertikaian dan kejatuhan. Segala konflik dan kejahatan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat selalu berawal dari orang yang tidak mau mengalah dan hanya mempertahankan egonya sendiri.

         Sebagai insan yang beriman, seharusnya kita wajib menciptakan perdamaian dan keharmonisan dengan semua orang. Janganlah kita hanya mementingkan diri sendiri. Marilah kita mau berkorban dan rela berbagi demi kepentingan bersama. Tentunya bukan hanya dengan yang baik dengan kita saja, melainkan termasuk dengan orang yang berniat jahat. Kalau tidak demikian tidak ada bedanya kita dengan penjahat, karena penjahatpun mau berbagi dan berkorban dengan temannya sesama penjahat. Mari kita membalas kejahatan dengan kebaikan, ketulusan dan kerendahan hati. Ingatlah, mengalah bukan berarti kalah. Mengalah adalah cara yang paling bijak untuk menang. Mari kita MENGALAH UNTUK MENANG.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar