Sejak
menginjak usia remaja beberapa tahun yang lalu, Rusli telah mengalami
kebutaan akibat penyakit mata yang
dideritanya dari lahir. Kondisi itu
sempat membuat dia menjadi hilang harapan dan merasa hidupnya sudah tidak punya
arti dan tidak bermanfaat. Pada suatu
hari, anaknya yang masih duduk dibangku Sekolah
Taman Kanak-Kanak meminta kepadanya
untuk dibuatkan suatu teropong yang dilengkapi dengan cermin atau lensa,
seperti yang ada pada kapal selam. Dengan alat itu anaknya dapat melihat tempat
yang jauh melewati benda-benda tinggi seperti pagar atau pohon. Lalu dia meminta anaknya untuk membeli dua
buah cermin kecil. Setelah anaknya
membeli cermin dan peralatan yang dibutuhkan, dia segera membuat teropong
sebagaimana permintaan anaknya.
Dengan perasaan bangga dan senang hati anaknya membawa dan menunjukkan mainan barunya itu kepada
teman-temannya di serkolah. “Ayahku telah membuat mainan ini,” katanya
dengan bangga. “Ayahmu yang membuat itu?” Tanya teman-temannya dengan nada tidak
percaya. “Bukankah ayahmu seorang yang buta?” lanjutnya. “Ya, ayahku memang buta,” tetapi tangannya tidak ikut
buta,”jawabnya.
Potensi yang
ada dalam diri kita seringkali menjadi lumpuh total karena dipicu oleh kekecewaan
kita pada satu kelemahan atau kekurangan, sehingga kita tidak dapat melihat
atau memanfaatkan potensi lain yang masih ada dalam diri kita. Seseorang yang kakinya harus diamputasi karena
mengalami kecelakaan, merasa bahwa dirinya sudah tidak punya arti dan
bermanfaat lagi. Hal ini bisa terjadi karena dia berpikir bahwa potensi dirinya
terdapat pada dua kakinya dan bila kakinya diamputasi, maka segalanya tidak
akan bermanfaat lagi. Setiap bagian atau organ tubuh kita memang memiliki
fungsi dan peranan yang sangat penting dan setiap bagian tubuh kita saling
bergantung satu sama lain. Tetapi, bukan berarti bila satu hilang atau tidak
berfungsi lalu yang lainnya menjadi tidak berguna atau tidak bisa berfungsi.
Oleh karena
itu, marilah kita belajar untuk tidak terpaku atau terpengaruh pada satu
kekurangan yang kita miliki atau yang terjadi pada diri kita, apakah itu
diakibatkan oleh kecelakaan atau sakit maupun bawaan sejak lahir. Bagian atau
organ yang lain tidak akan menjadi tidak berfungsi apabila kita tidak
membiarkannya terjadi. Kadang-kadang akibat terlalu larut dalam kesedihan,
membuat seseorang kehilangan kendali dan menganggap semuanya hancur akibat satu
cacat yang dialaminya. Mensyukuri apa
yang ada dengan tetap bangkit dari keterpurukan adalah satu pilihan yang
sangat tepat. Jika saat ini kita sedang kecewa, marah, sedih dan terpuruk
karena kehilangan sesuatu yang sangat berarti, percayalah bahwa dibalik itu
semua ada bagian lain yang tidak kalah pentingnya untuk kita manfaatkan dan perhatikan. Kita boleh kehilangan
pekerjaan yang menjadi harapan dan kita banggakan, tapi kita harus percaya
bahwa masih ada pekerjaan lain yang menanti kita. Adakalanya Tuhan menutup
pintu yang satu untuk membukakan pintu yang lain bagi kita. Dengan segala kekurangan yang kita miliki,
kita tetap bisa mengoptimalkannya untuk
maju terus, asalkan kita tidak selalu terpaku pada kekurangan.
“KEKURANGAN YANG ADA DI SATU SISI TIDAK HARUS MENGURANGI ATAU
MENGHILANGKAN KEKUATAN DI SISI LAIN”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar