Barangkali semua kita kaget ketika
mendengar sebuah berita dimana Tim Cyber Crime Mabes Polri menangkap seorang
pemuda desa yang bernama Wildan Yani Ashari. Tak ada yang menyangka bahwa
pemuda bersahaja itu sehari-hari bekerja
hanya sebagai teknisi komputer di sebuah warnet tapi telah mampu membobol situs
resmi kepresidenan RI. Wildan bukanlah pakar teknologi informasi, bukan pula
lulusan sebuah Perguruan Tinggi, tapi dia hanya lulusan SMK jurusan bangunan,
akan tetapi memiliki minat besar akan dunia IT. Penangkapan itu
sebenarnya bisa diperdebatkan kalau dilihat dari sudut pandang yang berbeda,
karena pemuda berumur 22 tahun tersebut sebenarnya telah “berjasa” bisa
menemukan kelemahan dari website orang nomor satu di Indonesia tersebut. Perlu
kita ketahui perusahaan sekelas Apple saja merekrut Kristin Paget untuk
melakukan riset keamanan dari sistem operasi mereka. Dimana Kristin sebelumnya
dikenal sebagai pembobol sistem atau hacker, yang membantu Microsoft, eBay, dan
Google. Profesi seperti ini lazim disebut white hacker, yakni orang
dipekerjakan untuk “mengusili atau mengganggu” sitem sendiri dengan maksud
mencari celah keamanan yang ada dalam situs itu sekaligus memberikan saran, apa
yang seharusnya dilakukan untuk memperkuat sistem. Facebook juga mau membayar
500 dolar untuk siapa saja yang bisa menembus situs mereka dalam upaya untuk
membuatnya lebih aman. Indonesia sendiri pernah memiliki seorang hacker yang
berkualitas internasional bernama Jim Geovedi. Dia pernah meretas dua satelit
Indonesia dan satelit Cina. Jim sempat menggeser satelit Cina, namun untuk
satelit Indonesia, dia mengaku hanya mengubah rotasinya saja. Oleh karena
keahliannya itu, pada tahun 2004, Jim disewa oleh Komisi Pemilihan Umum untuk
mencari tahu pelaku penjebol pusat data perhitungan suara Pemilu dan memang dia
berhasil.
Kadang-kadang memang tidak mudah
untuk menerima suatu koreksi atau kritik dari orang lain. Setelah bekerja keras
merancang sebuah karya yang dianggap telah mendekati kesempurnaan, sah-sah saja
bila bila ada kritik yang dianggap sebagai upaya menjatuhkan. Akan tetapi, bagi orang yang berpikir positif,
tidak ada dalam pikirannya hal seperti itu. Sesungguhnya kritik akan membuat
kita membumi atau mengakar, mengingatkan bahwa kita tidak pernah sempurna, masih
perlu terus belajar dan tidak terbuai dengan apa yang sudah dicapai. Jangan
pernah menganggap diri kita sendiri bijak. Akan sangat berbahaya bila kita
merasa diri kita sudah sempurna dan tidak bisa dikoreksi dan di kritik orang
lain.
Kadang-kadang pesan kebenaran
disampaikan dengan cara yang kurang menyenangkan bagi sipenerimanya. Jangan
lihat caranya, tapi ambil isi pesannya. Memang dibutuhkan kerendahan hati untuk
membuka diri menerima koreksi dan kritik dari orang lain. Koreksi dan kritik akan
membuat kita semakin besar. Kita berhak memutuskan dan menerima poin yang benar
dan meluruskan yang kurang tepat serta mengabaikan hal-hal yang bisa
menjatuhkan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar