Sabtu, 08 November 2014

MEMBANGUN WAKTU YANG BERKUALITAS




          Menurut berbagai literatur dan survei yang dilakukan oleh lembaga-lembaga yang menangani masalah pernikahan, dari beberapa kesimpulan yang dianggap berpotensi untuk menimbulkan konflik bahkan sampai terjadinya perceraian, salah satu faktor yang dominan adalah tidak mampunya meciptakan waktu yang berkualitas. Beberapa masalah yang sering timbul antara lain karena : 

1. Komunikasi yang kurang baik
Cara berpikir pria dan wanita seringkali mempunyai perbedaan yang besar, dimana wanita sering lebih menonjolkan perasaannya sedangkan pria lebih menonjolkan logikanya. Hal tersebut bisa menimbulkan komunikasi yang kurang baik yang pada akhirnya menimbulkan alur pembicaraan yang menimpang dan  kurang baik. Akibatnya komunikasi bisa tersumbat dan tidak berjalan dengan baik.  

2. Sifat Egois.
Satu hal yang sering membuat pasangan suami isteri bertengkar adalah sifat egois. Setiap orang memang pasti punya sifat egois dalam dirinya. Ketika sifat egois itu muncul, pasangannya bisa jadi terabaikan dan tidak mendapat perhatian atau layanan selayaknya. Ketika si suami pulang kerja dalam kondisi lelah, mungkin dia langsung tidur pada hal isterinya sudah lama menunggu dan mengharapkan ada waktu untuk bercengkerama dengan suaminya. 

3. Sikap tidak saling mempercayai.
Sikap tidak saling mempercayai merupakan salah salah satu sifat atau sikap yang seringkali menimbulkan pertengkaran dalam hubungan suami isteri. Walaupun hubungan suami isteri sudah berlangsung puluhan tahun tidak menjamin pasangan itu sudah saling mempercayai. Menciptakan kehidupan yang saling percaya itu memang kadang-kadang dibutuhkan waktu yang cukup panjang. 

4. Rasa intim yang kurang terpelihara
Banyak orang mengatakan masa berpacaran adalah masa paling indah dalam kehidupan. Akan tetapi jarang sekali pasangan suami isteri yang sudah punya anak mau menciptakan suasana kehidupannya seperti masa-masa berpacaran. Seringkali kehadiran anak ditengah rumah tangga dianggap faktor yang  bisa mengurangi keintiman suami isteri. Mungkin ada baiknya sekali-sekali suami isteri pergi berduaan ketempat rekreasi bahkan mungkin untuk menginap di hotel dengan menitipkan anaknya kepada orang tua atau keluarga yang bisa dititipkan anaknya.  Dengan demikian ada waktu yang bisa dimanfaatkan yang bisa menciptakan suasana indah sewaktu masa berpacaran.

5. Masalah Ekonomi dan keuangan. 
Seringkali pasangan suami istri  memiliki cara yang berbeda dan bertolak belakang dalam mengatur atau mengelola  keuangan keluarga, dan perbedaan ini bisa  berpotensi menjadi sumber perselisihan.Untuk mencegah timbulnya permasalahan dalam keluarga khususnya mengenai pengelolaan keuangan, perlu dilakukan kesepakatan tentang manajemen pengelolaan keuangan keluarga..
Untuk kehidupan keluarga yang lebih bahagia perlu membuat kesepakatan untuk membangun atau menciptakan waktu yang berkualitas dengan pasangan Anda. Banyak konsultan atau penasehat perkawinan yang menyarankan sekali-sekali suami isteri perlu pergi berduaan tanpa menyertakan anak-anak. Pasangan suami istri juga sering disarankan untuk bisa melakukan honeymoon kedua, ketiga dan seterusnya. Pergi berdua saja, apakah itu sekadar jajan atau makan malam, lebih baik lagi kalau bisa menginap di hotel atau ke luar kota. . Tentu saja hal ini akan menguatkan dan menghangatkan cinta antara suami isteri.  Kesempatan itu bisa digunakan untuk  membicarakan banyak hal, terutama mengenai diri kita masing-masing. Hal itu juga bisa dilakukan untuk introspeksi, evaluasi atau apa saja dengan jujur, terbuka hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan rumah tangga yang bahagia.
Coba kita bayangkan, pada suatu senja menjelang matahari terbenam kita berdua duduk  dipinggir Danau Toba menikmati beningnya air danau, diiringi deburan ombak sambil menunggu  matahari terbenam, romantis sekali bukan? Dalam situasi seperti itu, pasti kita terhindar dari perselisihan atau pertengkaran. Kondisi seperti itu bisa mendorong kita untuk membangun komitmen dan tekad  membangun cinta kasih, demi keluarga yang bahagia dan harmonis.
Seringkali kita membuat alasan karena tidak tega meninggalkan anak, kita tidak mau pergi berduaan. Padahal kepergian kita berdua itu adalah untuk kepentingan masa depan mereka yang lebih baik juga. Kehadiran anak-anak ditengah-tengah rumah tangga kita seringkali kita jadikan penyebab kurangnya perhatian pada pasangan. Padahal kalau perhatian kita menjadi berkurang pada pasangan tidak akan menghasilkan situasi yang lebih baik. Oleh karena itu komitmen, kesepakatan dan tekad  diantara pasangan suami isteri harus tetap terjaga. Komitmen, kesepakatan dan tekad itu bisa dijaga karena kita sudah lebih mengenal pasangan secara lebih dalam, seiring dengan kualitas waktu yang sudah berjalan.
Tidak ada salahnya kalau anak-anak tidak selalu bersama dengan orangtua mereka. Misalnya, menonton film di bioskop  yang bukan untuk anak-anak. Pada gilirannya, secara berkala kita juga harus merencanakan waktu-waktu yang berkualitas bersama dengan mereka, apakah dengan rekreasi bersama atau pergi berlibur bersama guna membangun kebersamaan dan kehangatan dalam keluarga. Kita boleh memilih apakah dengan mengasihani anak-anak dan membiarkannya “dimangsa” oleh keadaan dan lingkungan yang semakin tidak bersahabat di zaman edan sekarang ini.  
Ciptakanlah waktu yang berkualitas baik untuk Anda pergi berdua saja dengan pasangan, atau bersama-sama dengan anak-anakmu sekeluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar