Disuatu daerah terpencil ada dua buah
desa yang dipisahkan oleh dua buah bukit yang sangat terjal. Untuk menghubungkan kedua desa itu, masyarakat
setempat menebang sebatang pohon besar
sebagai jembatan darurat penghubung kedua desa tersebut. Dibawah
jembatan itu terdapat sebuah sungai yang airnya
mengalir dengan sangat deras. Untuk melewati jembatan itu orang harus hati-hati
dan berjalan secara bergantian untuk menyeberang.
Pada suatu hari ada dua ekor harimau
yang kebetulan hendak melintas dari arah yang berlawanan. Pohon itu terlalu kercil untuk dilalui dua orang
manusia atau dua ekor binatang secara bersamaan. Walaupun jembatan itu sangat
menyeramkan dan cukup menciutkan nyali, namun kedua harimau itu sama sekali
tidak gentar. Kesombongan dan harga diri mereka yang terlalu tinggi membuat
mereka tidak mau saling mengalah untuk memberikan jalan dan mempersilakan lewat
harimau yang lain terlebih dahulu.
Sampai ditengah jembatan, kedua
harimau itu bertemu. Mereka saling mendorong dan saling menendang satu sama
lain dan tidak ada yang mau mengalah. Karena kehilangan keseimbangan, kedua
harimau tersebut tercebur jatuh kedasar sungai akhirnya mati terbawa arus
sungai yang sangat deras itu.
Pengalaman kedua harimau tersebut juga
merupakan pengalaman yang sering terjadi ditengah-tengah masyarakat kita. Dimana
sering terjadi iri hati, dengki dan hanya mementingkan diri sendiri yang menimbulkan
kekacauan dan perbuatan jahat serta mencelakakan. Kita tidak sadar bahwa keegoisan adalah awal dari
pertikaian dan kejatuhan. Segala konflik dan kejahatan yang terjadi ditengah-tengah
masyarakat selalu berawal dari orang yang tidak mau mengalah dan hanya mempertahankan
egonya sendiri.
Sebagai insan yang beriman, seharusnya kita wajib
menciptakan perdamaian dan keharmonisan dengan semua orang. Janganlah kita
hanya mementingkan diri sendiri. Marilah kita mau berkorban dan rela berbagi
demi kepentingan bersama. Tentunya bukan hanya dengan yang baik dengan kita
saja, melainkan termasuk dengan orang yang berniat jahat. Kalau tidak demikian tidak ada bedanya kita dengan penjahat, karena penjahatpun mau berbagi dan berkorban dengan temannya sesama penjahat. Mari kita membalas
kejahatan dengan kebaikan, ketulusan dan kerendahan hati. Ingatlah, mengalah
bukan berarti kalah. Mengalah adalah cara yang paling bijak untuk menang. Mari
kita MENGALAH UNTUK MENANG.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar