Pada zaman modern sekarang ini
masyarakat seringkali dimanjakan dengan budaya hidup konsumtif. Suatu budaya yang
seringkali menyulitkan kehidupan seseorang. Walaupun budaya ini tidak seratus
persen negatif. Karena kalau tidak ada
konsumen maka akan banyak pabrik atau penyedia jasa akan gulung tikar, yang
pada akhirnya akan menimbulkan roda perkonomian tidak berjalan. Akan tetapi,
banyak juga negatifnya. Setibanya di rumah, setelah belanja, seseorang seringkali
baru sadar bahwa barang-barang yang baru dibelinya itu bukan barang-barang yang
direncanakan atau merupakan kebutuhan yang sesungguhnya. Sebaliknya, yang
dibeli adalah barang-barang yang tidak mendesak untuk dibeli, tapi karena
alasan diskon dan menganggap belum tentu ada kesempatan lagi. Akibatnya banyak
barang-barang yang tidak diperlukan menumpuk dirumah dan tidak tau harus
dikemanakan. Hal tersebut terjadi karena cara pembayaran yang sangat mudah
dilakukan, hanya dengan menggesek kartu kredit, barang yang diinginkan siap
dibawa pulang. Tanpa disadari, tagihan sudah menumpuk, belum lagi ditambah
dengan bunga yang harus dibayar. Ujung-ujungnya hutang yang menumpuk
menimbulkan stres. Hal seperti ini juga merupakan sikap yang kurang bisa
bersyukur atas apa yang sudah dipunyai.
Banyak
orang yang suka terobsesi dengan apa yang dimiliki oleh sesamanya seperti materi,
kecantikan, kemewahan dan lain sebagainya. Sebenarnya, kalau kita selalu memikirkan apa yang belum ada sama kita, bisa membuat kita akan iri
hati. Sehingga, membuat kita menginginkan apa yang orang lain miliki. Mengingini
milik orang lain adalah salah satu tanda tidak mau mensyukuri apa yang dimiliki
sendiri.
Seringkali
orang melupakan hal-hal atau berkat yang sudah dimiliki, karena fokusnya telah
berubah, karena selalu tertuju kepada hal-hal yang belum dimiliki. Banyak orang
jatuh kedalam budaya konsumtif, tidak pernah puas dengan apa yang ada pada
dirinya dan selalu mengingini apa yang dimiliki orang lain. Ada orang yang seringkali
tidak mengetahui persis apa yang menjadi kebutuhannya dan tidak tahu seberapa
banyak yang dianggap cukup. Jika manusia selalu memanjakan keinginannya, maka
jelas tidak akan pernah ada rasa cukup.
Untuk itu belajarlah menjauhi hawa nafsu dunia. Belajarlah
untuk memilah kebutuhan dan keinginan. Belajarlah untuk mencukupi diri, dengan
demikian Anda akan mudah mengucapkan kata syukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar