Sabtu, 07 Juni 2014

KASIH MENGHANCURKAN KEJAHATAN DAN KEBENCIAN



           Calvin  adalah seorang lelaki tua yang terkenal sebagai pribadi yang sabar serta rajin menyapa setiap orang dengan senyum dan jabat tangan yang sangat erat. Kakinya pincang karena ditembus peluru masa penjajahan Jepang. Calvin tinggal di daerah yang rawan tindak kejahatan maupun marak peredaran narkoba. Pria tua berusia 80 tahun tersebut bekerja sabagai tukang kebun dan penjaga dari suatu gereja. 

          Pada suatu hari ketika sedang menyirami  kebun gereja, tiba-tiba dia didatangi beberapa orang anggota gang atau berandalan didaerah tersebut. “Kalian mau minta air?” tanya Calvin dengan tenang. Pemuda paling besar, bertato dan bertampang sangar menjawab, “Ya tentu saja”  Calvinpun menyodorkan selangnya, namun tanpa diduga-duga tiba-tiba mereka menangkap lengan Calvin dan menjatuhkannya. Setelah Calvin jatuh, para berandalan itu mengambil jam tangan dan dompetnya, kemudian mereka melarikan diri. Calvin berusaha bangkit, tetapi dia kembali terjatuh. Ketika dia masih tergeletak Bapak Pendeta gerejanya datang menolongnya. “Calvin baik-baik saja? Apakah ada yang luka? tanya pak Pendeta itu. Tidak, saya baik-baik saja. “Mereka itu hanya orang-orang yang tersisih dan terabaikan yang suatu saat bisa kembali kejalan yang benar”, jawab Calvin sambil menghapus air dari keningnya dan kembali melanjutkan menyirami kebun itu. Beberapa hari kemudian berandalan itu datang lagi dan mengulangi perbuatan yang sama. Calvin tidak melakukan perlawanan, bahkan dia menawarkan air dan minum dengan baik-baik. Mereka lalu mengejek dan mentertawakan si tua bangka tersebut.

         Setahun kemudian saat melakukan pekerjaan rutinnya, Calvin dikejutkan kehadiran para berandalan itu.  “Jangan takut bapak Tua, untuk hari ini kami tidak akan mencelakakan dan merampasmu”, kata salah satu dari berandalan itu dengan ucapan yang sopan dan lembut sambil menyerahkan sebuah tas.  Apa ini? tanya Calvin dengan penuh keheranan. “Itu semua barang-barang dan dompetmu lengkap dengan semua uang yang ada didalamnya”, saya kembalikan katanya. “Aku tidak habis pikir dan tidak bisa mengerti, mengapa sekarang kalian  bisa menjadi orang baik-baik?” tanya Calvin. Dengan wajah tertunduk dan malu anak muda itu menjawab, “Kami telah mendapat pelajaran yang berharga dari pak Tua. Kami datang minta maaf karena telah mencelakai dan menyakiti orang baik seperti kamu. Kami heran mengapa setiap kali kami mencelakai dan merampas harta bendamu, engkau bukannya melawan, malah berbaik hati. Engkau tidak memusuhi dan membenci kami walaupun kami mencelakakan dan merugikanmu. Engkau tetap menunjukkan kasih kepada kami orang-orang jahat. “Kami mau bicara jujur, bahwa kami tidak pernah bisa tidur setelah merampok barang-barang dan mencelakaimu, maka kami putuskan untuk mengembalikannya”.  Pada akhirnya kesabaran Calvin membuahkan pertobatan pada hati para berandalan itu. Kasih mampu menghancurkan Kejahatan dan Kebencian. 

          Dengan Cinta Kasih kita mampu membawa orang-orang yang jatuh kedalam lembah kekelaman kembali kejalan yang benar. Cinta kasih yang terus diberikan secara tulus pada saatnya akan melunakkan hati yang keras, bagaikan tetesan air yang terus menerus akan mampu mengikis dan menghancurkan bebatuan yang keras. “Cinta Kasih mampu mengubah musuh jadi sahabat”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar